Jumat, 12 April 2013

Tugas Sinopsis



KISAH PETUALANGAN PARA PENGAWAL SAPI
Sesudah subuh di tepi dermaga pelabuhan pelayaran rakyat Kalianget beberapa remaja duduk mencakung dengan kaki berjuntai asyik memandang kesibukan para nelayan melakukan bongkar muat hasil tangkapan.     
    Mereka baru saja pulang dari sebuah masjid kecil di sekitar pelabuhan untuk melakukan salat subuh berjamaah. Tadi malam mereka menginap di rumah oom Liem. Beliau adalah paman Acong dan Yoko dua bersaudara anggota rombongan yang sebenarnya memiliki nama Liem siau book dan liem siau ceng. Namun panggilan akrab mereka di sesuaikan dengan nama tokoh di televisi yang akrab di mata anak anak.                    
   Sudah tiga hari ini mereka berda di madura setelah sebelumnya gagal melakukan pendakian gunung semeru. Tujuan mereka ke jawa timur sebetulnya untuk melakukan pendakian gunung semeru dan bromo. Rencananya mereka akan naik ke semeru melalui rute barat daya dari sampit malang. Setelah berhasil mereka akan melanjutkan ke bromo dan turun melalui ngadisari kabupaten probolinggo.Namun ketika sampai di malang mereka mendapat informasi bahwa kadua gunung tersebut berbahaya sehingga pemerintah melarang segala aktifitas pendakian.
   Untuk mengobati rasa kecewa mereka melancong ke pantai ngliyep,tretes,dan air terjun lebaksari. Akhirnya mereka memutuskan sebelum pulang ke semarang mampir dulu ke surabaya dan pulau madura.
   Tiga hari yang lalu mereka merapat di kamal pelabuhan penyeberangan feri dari surabaya ke madura. Setelah menyusuri Bangkalan,Sapulu,dan Ketapang tadi malam mereka tiba di sumerep. Mereka berdua menginap di toko kelontong milikmoom lien.
   "Masih ada kapal layar lagi yang akan merapat,"teriak hade sambil mengintip lewat teropong ke arah laut.
   "Gantian....ah," seru poltak dan acong yang ada di kanan kirinya. Sementara simson, yacop, sukma, dn imam sedang asyik memperdebatkan jenis ikan yang di gelar di tempat pelelangan. Yoko dan Rizal berlari kecil di atas lintasan yang terbuat dari paving block. Agu, made dan april mencari kulit lokan di pantai.
   Pukul 05.45 ada empat kapal motor berukuran besar merapat berurutan. Kapal tersebut segera menarik perhatian made dan kawan kawannya. merka berkerumun di sekitar pagar pengaman dermaga.
   "Waah...muatannya sapi semua.."
   "Kok sapinya pakai seragam merah semua" celetuk sukma keheranan.
   "Darimana asalsapi sebanyak itu," gumam acong.
   "Ada yang berasal dari p.kambing , p. sapudi, p, raas, ada juga yang berasal dari p. bawean." Tiba tiba ada suara berat menjawab pertanyaan acong dari arah belakang mereka.
   Ketika mereka menengok, terlihat sosok tubuh seorang kakek yang rambutnyatelah putih merata tapi badannya masih nampak kekar dan tegap.
  "Namaku ali imron dari kalianget sini, pemilik sapi sapi tersebut," kata orang tua tersebut sambil menjulukan tangannya.
   "Saya hade rozak,asli semarang," ujar hade sambil menyalami pak imron.
   Kemudian secara berurutan teman temannya memperkenalkan diri.
   Pada pukul 10.00 anak anak sudah siap dengan bawaanya mereka di tugaskan pak ali imron masing masing mengawal satu truk. setelah semua beres dengan berkonvoi 40 truk mereka bergerak menuju ke kamal. Pak ali imron bersama juru masak ada di mobil jeep hardtop terdepan. Mobil tersebut juga di penuhi alat dan bahan untuk memasak.
   Sepanjang jalan mereka menikmati angin laut dan sengatan matahari. Khas daratan rendah madura. Ladang ladang garan yang sangat terkenal dapat mereka saksikan sepanjang jalan.
   Makan siang dan salat duhur dilaksanakan di sebuah desa kecil yang terletak pada perbatasan pamekasan dan sumerep.
   karena kemacetan lalu lintas sudah pukul 16.30 mereka masuk sampang. Setelah membersihkan badan dan salat ashar mereka melanjutkan prjalan ke kamal.
   pada pukul 18.00 mereka tiba di kamal. ANtrian panjang telah menunggu mereka. Pada hari itu mereka tidak mungkin menyeberang secara bersamaan sehingga pak ali memutuskan untuk menginap di kamal agar mereka dapat menyeberang dengan empat kapal feri yang pertama.
   dalam feri truk truk tersebut di masukkan ke dalam palkai khusus untuk kendaraan. Palka adalah bagian tubuh kapal yang berfungsi untuk menyimpan barang. Palka kendaraan terletak di lantai dasar kapal. Para penumpang duduk dalam ruangan yang di bangun di atas geladak. Ruangan tersebut dilengkapi dengan kursi penumpang, televisi, cafetaria, kamar kecil dan sebagainya. Penumpang yang ingin menikmati udara bebas dapat naik ke atap ruangan ini yang juga di lengkapi dengan kursi.
   Setelah seharian diguyur hujn lebat dan di hadang banjir  di beberapa tenpat mereka tiba di stasiun breber. sebuah kota kecil yang terkenal dengan telur asin dan bawang merahnya. Hujan yang merinai menyambut kedatangan mereka. Rangkaian kereta api tersebut memasuki jalur jalur 3 yang berertikereta akan berhenti dalam waktu yang cukup lama. Seolah tidak memperdulikan butiran air hujan yang berjatuhan para pengawal sapi turun dari kontainer masing masing. Sebagian besar memeriksa konbisi sapa sapi yang merupakan tanggung jawabnya, tetapi ada pula yang berlari ke kamar kecil stasiun. Sebab sejak dari semarang mereka tidak berhenti mengejar waktu yang terbuang dari surabaya ke semerang. Banjir dan kerusakan rel di beberapa tempat membuat mereka tidak berhenti di stsiun babar  dan gambrengan sehingga perjalanan ke semarang di tenpuh lebih dari 12 jam.
   Tak terganggu oleh kesibukan temannya yacobus tertidur nyenyak di balai balai kayu besar di pojok pendapa rumahmbah kardus. Irama mendengkurnya yang tenang dan halus seolah olah menjadi tanda bahwa mereka akan menikmati hari hari sisa liburan dengan teneng tanpa petualangan lagi.